Halo Sobat ,ini ada Post terbaru,sebenarnya ini Tugas Kuliah waktu semester 6 ,tapi baru saya Post,Maklum lah akhir2 ini lagi sibuk mikirin judul skripsi(Baru judul udah mulai Ribet) hehehe
silahkan dibaca ya
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN
MAHLUK SOSIAL
D
I
S
U
S
U
N
Oleh : Kelompok III
·
Dedy G baringbing
·
One Virgo Silalahi
·
Faisal F samosir
·
Yogie H G nainggolan
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK
ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2011
A. LATAR
BELAKANG
Kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan kepada masalah sosial yang
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Masalah sosial timbul sebagai
akibat perilaku dan terjadinya interaksi antara sesama manusia satu dengan yang
lainnya termasuk lingkungannya.
Masalah
sosial yang terjadi tidak sama antara satu masyarakat dengan masyarakat
lainnya, disebabkan oleh adanya perbedaan perkembangan kebudayaan, kependudukan
dan lingkungan alamnya, disiplin-disiplin yang tergolong ilmu sosial
mempelajari hakekat masyarakat dengan persfektif yang berbeda-beda, menyebabkan
terjadinya keanekaragaman perilaku sosial yang disoroti dan dipelajarinya.
Untuk
memahami masalah sosial yang beranekaragam perlu menggunakan pendekatan
beragam, yaitu pendekatan interdisipline approach dan multydisipline
approach. Keanekaragaman kesatuan sosial di dalam masyarakat yang
masing-masing mempunyai kepentingan, kebutuhan pada pemikiran dan tingkah laku
yang beebeda-beda. Namun tetap adanya perekat kebersamaan, tetapi tidak kurang
juga menimbulkan pertentangan-pertentangan dan kesetiakawanan.
B. TUJUAN
Adapun tujuan yang
akan kita capai dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. mengetahui
konsep individu dan masyarakat
2. mengetahui
pengertian dari masyarakat dan cirri-cirinya
3. mengetahui
konsep masyarakat desa dan kota
1.
INDIVIDU DAN MASYARAKAT
1.Manusia Sebagai Mahluk Individu
Manusia
sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut tidak
menyatu lagi maka seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri
individu ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya,
atau ada unsur raga dan jiwanya.
Bila
seseorang hanya tinggal raga, fisik, atau jasmaninya saja, maka dia tidak
dikatakan sebagai individu. Jadi pengertian manusia sebagai makhluk individu
mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi,
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Setiap manusia memiliki
keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari
sekian banyak manusia ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Sekali pun orang itu terlahir secara kembar, mereka tidak ada yang memiliki
ciri fisik dan psikis yang persis sama. Perbedaan itu terletak pada bentuk,
ukuran, sifat, dan lain-lain. Kita dapat membedakan seseorang dari lainnya
berdsarkan perbedaan-perbedaan yang ada, baik pada perbedaan fisik maupun
psikis.
Ciri
seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya.
Sifat, karakter, perangai, atau gaya dan selera orang juga berbeda-beda.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotipe dan fenotipe. Faktor
genotipe adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor
keturunan. Secara fisik seseorang memiliki 4 kemiripan atau kesamaan ciri dari
orang tuanya, kemiripan atau kesamaan itu mungkin saja terjadi pada keseluruhan
penampilan fisiknya, bisa saja terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu saja.
Faktor lingkungan ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari
seseorang. Selain individu, kelompok sosial yang lebih besar, seperti keluarga,
tetangga, dan masyarakat, memiliki cirri atau karakter atau kebiasaan yang berbeda-beda
pula.
2.Manusia Sebagai Mahluk Sosial
Manusia
dikatakan sebagai makhluk social, juga dikarenakan pada diri manusia ada
dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial
untuk hidup berkelompok untuk hidup dengan orang lain. Dalam konteks sosial
yang disebut masyarakat, setiap orang akan mengenal orang lain oleh karena itu
perilaku manusia selalu terkait dengan orang lain. Selama manusia hidup ia
tidak akan lepas dari pengaruh masyarakat, di rumah, di sekolah, dan di
lingkungan yang lebih besar manusia tidak lepas dari pengaruh orang lain. Oleh
karena itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang didalam
hidupnya tidak bisa melepasakan diri dari orang lain.
Cooley
memberi nama looking-glass self untuk melihat bahwa seseorang
dipengaruhi oleh orang lain. Nama yang demikian diberikan olehnya karena ia
melihat analogi antara pembentukan diri seseorang dengan perilaku orang yang
sedang bercermin; kalau cermin memantau apa yang terdapat didepannya, maka
menurut Cooley diri seseorang memantau apa yang dirasakannya seabagai tanggapan
masyarakat terhadapnya. Cooley berpendapat bahwa looking-glass self terbentuk
melalui 3 tahap. Pada tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai
pandangan orang lain terhadapnya. Tahap kedua seseorang mempunyai persepsi
mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya.
Pada
5 tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya
sebagai penilaian orang lain terhadapnya. Salah satu teori peranan dikaitkan
dengan sosialisasi oleh teori George Herbert Mead. Menurut Mead setiap anggota
baru masyarakat harus mempelajari peranan-peranan yang ada dalam suatu
masyarakat. Menurut Mead pengembangan diri manusia berlangsung beberapa
tahap-tahap play-stage,game-stage,dan generalized other. Menurut Mead
pada tahap play-stage,seorang anak kecil mulai belajar menggambil
peranan orang-orang yang berada disekitarnya. Namun pada tahap ini sang anak
belum sepenuhnya memahami isi peranan-peraanan yang ditirunya itu. Pada tahap game-stage
seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya,
tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain yang
menjadi lawan interaksinya. Pada tahap ketiga sosialisasi seseorang dianggap
telah mampu mengambil peranan – peranan yang dijalankan orang lain dalam
masyarakat, mampu mengambil peranan generalized other.
Prasangka
merupakan suatu istilah yang mempunyai berbagai makna. Namun dalam kaitannya
dengan hubungan antar kelompok istilah ini mengacu pada sikap permusuhan yang
ditujukan terhadap satu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok
tersebut mempunyai ciri-ciri yang tidak menyenangkan. Sikap ini dinamakan
prasangka, sebab dugaan yang dianut oleh orang yang berprasangka tidak
didasarkan pada pengetahuan, pengalaman atau bukti - bukti yang cukup memadai.
Orang yang berprasangka bersifat tidak rasional dan berada di alam bawah sadar
sehingga sukar diubah meskipun orang yang berprasangka tersebut diberi
penyuluhan.
Dapat
disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa
alasan, yaitu :
Manusia tunduk pada aturan dan norma social
Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian
dari orang lain
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi
dengan orang lain
Potensi manusia akan berkembang bila hidup di
tengah-tengah manusia
A.
PENGERTIAN MASYARAKAT DAN CIRI-CIRINYA
Ciri atau unsur
masyarakat adalah :
Kumpulan orang.
Sudah terbentuk dengan lama.
Sudah memiliki system social atau
struktur social tersendiri.
Memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang
dimiliki bersama.
Unsur masyarakat
menurut Krech, Cruthchfield, dan Ballachey :
Kolektivitas interaksi manusia yang
terorganisasi.
Kegiatannya terarah pada sejumlah tujuan yang
sama.
Memiliki kecenderungan untuk memiliki keyakinan,
sikap dan bentuk tindakan yang sama.
B.
MASYARAKAT
DESA DAN KOTA
Menurut Soerjono Soekamto, masyarakat kotadan desa memiliki perhatian yang
berbeda,khususnya terhadap perhatian keperluanhidup. Di desa, yang diutamakan
adalahperhatian khusus terhadap keperluan pokok,fungsi-fungsi yang lain
diabaikan. Lain denganpandangan orang kota,
mereka melihat selainkebutuhan pokok, mereka melihat selainkebutuhan pokok, pandangan sekitarnyasangat
mereka perhatikan
Ciri-ciri
Masyarakat Kota
Kehidupan
keagamaan berkurang bika dibandingkan dengan kehidupan agamadi desa.
Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantungpada orang
lain.
Pembagian kerja diantara warga kota jug lebih tegas dan
punya batas-batasnyata.
Dikota
tinggal orang-orang dengan aneka warna latar belakang sosial,pendidikan, yang
menyebabkan individu dapat memperdalam suatu bidangkehidupan.
Khusus
warga kota tidak mungkin hidup sendiri.
Kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak/ lebihbervariatif dibandingkan di
desa.
Pikiran rasional umumnya dianut masyarakat kota.
Jalan
kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu.
Perubahan
sosial tampak nyata di kota, karena kota terbuka dalam menerimapengaruh dari luar.
Ciri-ciri Masyarakat Desa
Lingkungan dan
Orientasi Terhadap Alam
Dalam Segi
Pekerjaan/Mata Pencaharian
UkuranKomunitas
Kepadatan
Penduduknya
Diferensiasi
Sosial
Pelapisan Sosial
Pengawasan
Sosial
Pola Kepemimpinan
KESIMPULAN
Manusia
sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Bila seseorang hanya
tinggal raga, fisik, atau jasmaninya saja, maka dia tidak dikatakan sebagai
individu. Jadi pengertian manusia sebagai makhluk individu mengandung arti
bahwa unsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi. Setiap manusia memiliki
keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Ciri
seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya.
Sifat, karakter, perangai, atau gaya dan selera orang juga berbeda-beda. Faktor
lingkungan ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari
seseorang. Selain individu, kelompok sosial yang lebih besar, seperti keluarga,
tetangga, dan masyarakat, memiliki cirri atau karakter atau kebiasaan yang
berbeda-beda pula.
DAFTAR PUSTAKA
Elly M. Setiadi.dkk. 2007. Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar. Kencana . Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar